Toilet training merupakan tahapan penting dalam perkembangan anak. Setiap anak memiliki waktu yang berbeda dalam memulai proses toilet training. Namun, menunda toilet training dapat menimbulkan masalah kesehatan pada anak. Dr. Meitha Pingkan Esther SpA (K), anggota Unit Kelompok Kerja Tumbuh Kembang Pediatri Sosial IDAI, menjelaskan bahwa penundaan toilet training dapat menyebabkan penolakan anak untuk buang air besar, yang kemudian dapat mengakibatkan masalah konstipasi dan kontrol kandung kemih. Selain itu, toilet training yang tertunda juga dapat menyebabkan stres pada orang tua, anggota keluarga, petugas di tempat penitipan anak, dan guru di sekolah.
Tujuan dari toilet training adalah melatih anak agar bisa mandiri dalam buang air kecil dan buang air besar di toilet. Dr. Meitha menjelaskan bahwa ada dua tujuan utama dari toilet training. Pertama, memampukan anak mengenali sensasi buang air kecil dan belajar tata cara buang air kecil dan besar di toilet. Dengan demikian, anak akan belajar untuk bisa mandiri dalam membersihkan diri, menyiram toilet, dan mencuci tangan setelah buang air. Secara keseluruhan, toilet training dilakukan agar anak bisa menguasai semua langkah yang terkait dengan kunjungan ke toilet, termasuk memakai pakaian sendiri.
Memahami pentingnya toilet training dan melaksanakannya pada waktu yang tepat dapat membantu anak dalam mengembangkan kemandirian dan mencegah masalah kesehatan. Oleh karena itu, peran orang tua dan lingkungan sekitar sangat penting dalam mendukung proses toilet training anak. Dengan melatih anak secara tepat dan konsisten, kita dapat membantu mereka untuk menjadi lebih mandiri dan mencegah terjadinya masalah kesehatan dan stres di kemudian hari.