Senin, 30 September 2024 – 16:51 WIB
Bali, VIVA – Polisi berhasil mengamankan 5 warga asal Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) dari amukan massa di Jalan Srikandi, Nusa Dua, Bali, pada malam Minggu, 29 September 2024. Kelima warga Sumba tersebut terlibat keributan karena ulah mereka yang menyebabkan kemarahan massa.
Mereka diketahui sebagai pekerja proyek di Banjar Penyarikan, Nusa Dua. Saat insiden terjadi, mereka terlibat dalam keributan dengan warga setempat.
Kepala Seksi Humas Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadi menjelaskan bahwa insiden tersebut bermula dari seorang warga asal Sumba bernama Nikson yang dalam keadaan mabuk dan berperilaku ugal-ugalan dengan sepeda motornya.
Menurut keterangan saksi, Nikson bahkan menyerang warga yang mencoba menegurnya dengan besi. Namun, warga berhasil menghindar dari serangan tersebut. “Pelaku tidak terima saat diingatkan oleh warga dan malah kembali bersama teman-temannya membawa potongan besi, bambu, dan balok,” jelas Sukadi.
Kehadiran Nikson beserta empat rekannya yang lain memicu kemarahan warga. Dalam video yang viral di media sosial, terlihat satu pelaku menjadi korban pengeroyokan. Pelaku tersebut saat itu mengendarai sepeda motor jenis Revo warna hijau dengan nomor polisi DK 4237 ER.
Warga yang marah juga merusak sepeda motor pelaku. Sukadi mengatakan bahwa pihak kepolisian, termasuk Kapolsek Kuta Selatan Kompol I Gusti Ngurah Yudistira, bersama personel telah mendatangi lokasi dan berhasil mengevakuasi pelaku dari kerumunan massa.
“Petugas kepolisian melakukan upaya persuasif dan mengimbau massa agar tetap tenang. Kelima pelaku kemudian diamankan ke Polsek Kuta Selatan,” kata Sukadi.
Dalam kejadian tersebut, polisi juga meminta keterangan dari beberapa saksi, termasuk Redi Mursidin (39), teman kerja pelaku di proyek bangunan. Menurut Redi, pada Minggu, 29 September 2024 sekitar pukul 17.00 WITA, ia melihat Nikson dan teman-temannya sedang minum-minuman keras di lokasi proyek.
Sekitar pukul 21.30 WITA, Redi menceritakan bahwa Nikson dan kelompoknya terlibat keributan dengan warga di Banjar Penyarikan, Nusa Dua.