Minggu, 29 September 2024 – 16:04 WIB
Jakarta, VIVA – Insiden pembubaran diskusi Forum Tanah Air (FTA) di Hotel Grandkemang, Jakarta Selatan tengah menjadi sorotan luas. Kecaman mengalir terhadap pihak yang melakukan pembubaran.
Dari insiden itu, ada dua petugas keamanan hotel mengalami luka akibat aksi pembubaran sekaligus penyerangan tersebut. Dua petugas keamanan tersebut terluka di bagian kepala karena mencoba menghalau massa yang tiba-tiba memasuki hotel.
“Ada luka di bagian kening, dan korban merupakan dua petugas keamanan dari hotel,” kata Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Ade Rahmat di Polda Metro Jaya, Minggu, 29 September 2024.
Dari keterangan saksi, kelompok yang membubarkan itu berhasil menyelinap ke dalam hotel melalui pintu belakang. Kelompok brutal lewat pintu yang biasa digunakan oleh karyawan. Diduga kelompok sudah mempersiapkan aksinya dengan matang. Bahkan, diduga beberapa anggota kelompok itu sudah menginap di hotel sebelum insiden terjadi.
“Kelompok tersebut masuk melalui pintu karyawan. Dan, kami masih menyelidiki apakah ada yang sudah berada di dalam hotel sebelumnya,” lanjut Ade Rahmat.
Dari kasus ini, kepolisian sudah menetapkan dua orang sebagai tersangka. Sementara itu, tiga lainnya masih dalam proses pemeriksaan lebih lanjut.
“Tiga orang lainnya sedang dalam pendalaman, dan kami akan terus mengusut lebih dalam keterlibatan mereka,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya.
Adapun peran dua tersangka diduga kuat terlibat dalam pengrusakan dan penganiayaan terhadap petugas keamanan Hotel Grandkemang.
“Kedua tersangka terindikasi melakukan tindak pidana, termasuk perusakan dan penganiayaan terhadap sekuriti hotel,” jelas Wira.
Insiden pembubaran diskusi itu menjadi sorotan karena merusak kebebasan berkumpul dan menyampaikan pendapat di forum publik. Diskusi yang awalnya berlangsung aman dan damai berubah jadi kekacauan setelah kelompok memaksa masuk dan menghentikan acara.
Dalam forum diskusi itu, hadir sejumlah tokoh seperti pakar hukum tata negara Refly Harun, Said Didu, hingga eks Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin. Diskusi itu bertujuan mengevaluasi pemerintahan saat ini dan membahas harapan ke depan bagi bangsa Indonesia.
Polisi saat ini masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui motif dari aksi pembubaran tersebut.