Indonesia dan Rusia berpotensi untuk mendirikan kampus bersama dalam bidang nuklir, metalurgi, kimia, nanoteknologi, dan bioteknologi.
Tim Rusia dari Universitas St. Petersburg (SPBU) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akan segera membahas detail kerja sama tersebut.
Dalam pembicaraan antara delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri, selaku Ketua Dewan Pengarah BRIN dan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), dengan delegasi dari SPBU Rusia yang dipimpin oleh Rektor St. Petersburg, Nikolay Kropachev, diungkapkan bahwa mereka akan membahas kerja sama dengan lebih mendalam.
Nikolay Kropachev menjelaskan tentang sejarah universitas tertua di Rusia tersebut serta kerja sama yang telah dilakukan dengan berbagai negara. SPBU sudah memiliki kampus perwakilan di 10 negara dan bahkan membuka cabang di beberapa negara seperti China dan Uzbekistan.
SPBU berharap dapat membuka perwakilan atau cabang di Indonesia dan menawarkan kerja sama dalam 500 program studi sesuai dengan kebutuhan Indonesia.
Mereka juga mendorong agar kerja sama pendidikan melibatkan pelaku ekonomi di kedua negara, seperti yang telah dilakukan dengan Azerbaijan dalam pembangunan kampus bersama.
Megawati menginginkan agar kerja sama ini sejalan dengan 12 suborganisasi di BRIN, terutama dalam ilmu-ilmu dasar seperti nuklir, metalurgi, kimia, nanoteknologi, dan bioteknologi. Dia menyadari perbedaan besar antara Rusia yang merupakan negara kontinental dan Indonesia sebagai negara kepulauan.
