More

    1. Mengatasi Stres dan Kecemasan dengan 4 Metode, Mulai dari Napas Diafragma hingga Mengontrol Otak 2. Rahasia Redakan Stres dan Kecemasan dalam 4 Langkah, dari Napas Diafragma hingga Menyebutkan Otak 3. Tips Mengatasi Stres dan Kecemasan dengan 4 Cara, Termasuk Napas Diafragma dan Menamai Otak 4. Strategi Ampuh untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Mulai dari Teknik Napas Hingga Mengenali Otak

    Liputan6.com, Jakarta – Psikiater bersertifikat ganda dan peneliti pencitraan otak di California, Dr Daniel Amen, berbagi empat solusi untuk mengelola pikiran dan mengurangi kecemasan. Dia berbicara pada 2,8 juta pengikutnya di TikTok, mengungkap beberapa statistik mengejutkan terkait kecemasan.

    “Kecemasan merajalela–dua kali lipat pada anak-anak, tiga kali lipat pada orang dewasa,” ujarnya.

    Dia menjelaskan, stres dan kecemasan dapat memengaruhi seluruh tubuh, menyebabkan peradangan, nyeri, kegelisahan, serta gangguan perut. Oleh karena itu, mengurangi stres dan kecemasan, sesering mungkin dan sebanyak mungkin, sangat penting untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

    Amen merinci bagaimana pemikiran buruk berkembang hingga mencapai puncaknya

    “Begitu banyak orang yang cemas, mereka memiliki pemikiran buruk, dan kemudian mereka memperburuknya, dan kemudian mereka memperburuk pemikiran tersebut. Sepertinya pikiranmu tidak terkendali.”

    Dia mengatakan bahwa untuk mendapatka kendali diperlukan beberapa latihan kekuatan kognitif.

    “Anda harus mengelola pikiran Anda, dan ada prosesnya. Orang yang sehat melakukan latihan fisik setiap hari, Anda juga harus melakukan latihan mental,” jelasnya.

    Dalam unggahan TikTok yang telah ditonton lebih dari 36.000 kali, Amen merekomendasikan cara meredakan stres dan kecemasan dengan pernapasan diafragma, musik santai, hipnosis, dan nama untuk otak Anda.

    Pernapasan diafragma

    Amen mengatakan bahwa dia penggemar berat pernapasan diafragma, seperti mengambil napas dua kali lebih lama dibandingkan saat menarik napas.

    “Saya mengajari pasien saya hirup napas empat detik, tahan sebentar, lepaskan selama delapan detik,” jelasnya.

    Dia menyebut teknik napas diafragma ini “sangat membantu” – dan dia tidak sendirian dalam mendukung gaya pernapasan ini.

    Penelitian menunjukkan bahwa napas dalam-dalam dan lambat mengirimkan lebih banyak oksigen ke otak, yang membantu mengaktifkan sistem saraf parasimpatis, sehingga menghasilkan keadaan yang lebih tenang. Teknik pernapasan ini juga bermanfaat untuk mempersiapkan tubuh untuk tidur.

     

    Source link

    Berita Terbaru

    Related articles