More

    Penyebaran Mpox Clade 1 di Afrika Menimbulkan Rasa Sakit yang Tak Tertahankan untuk Seorang Pria di Burundi

    Sebuah varian dari virus mpox yang dikenal sebagai Clade 1b kini menimbulkan kekhawatiran besar di Afrika. Seorang pria asal Burundi, Egide Irambona, baru-baru ini angkat bicara tentang pengalaman menyakitkan yang dia alami akibat infeksi virus ini.

    Saat ini, pria berumur 40 tahun tersebut sedang dirawat di sebuah rumah sakit di Burundi, di tengah merebaknya wabah mpox yang memicu kekhawatiran akan kemungkinan pandemi global baru.

    Pekan lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah mpox sebagai kondisi darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Kasus Clade 1b juga telah dilaporkan di Thailand dan Swedia, meningkatkan kekhawatiran tentang penyebarannya ke berbagai belahan dunia.

    Varian Clade 1b ini terutama menyebar melalui penularan heteroseksual. Meskipun tampaknya tidak terlalu mematikan dibandingkan varian Monkeypox lainnya, Clade 1b terbukti lebih menular. Irambona menceritakan bahwa virus ini menyebabkan rasa sakit yang luar biasa, khususnya pada bagian tenggorokan dan kaki.

    “Saya mengalami pembengkakan kelenjar getah bening di tenggorokan saya. Sakit sekali sampai tidak bisa tidur,” ujar Irambona kepada BBC. “Setelah beberapa waktu, rasa sakitnya mulai mereda di tenggorokan, tapi berpindah ke kaki saya, dan itu juga sangat menyakitkan,” tambahnya.

    Hingga saat ini, belum ada kematian yang terkonfirmasi akibat varian baru mpox ini di Burundi. Namun, pengujian untuk menentukan seberapa fatal wabah ini masih terbatas. Direktur Nasional Pusat Operasi Darurat Kesehatan Masyarakat Burundi, Dr Liliane Nkengurutse menjelaskan bahwa keterbatasan fasilitas pengujian menjadi tantangan besar dalam mengatasi wabah ini.

    “Ini adalah tantangan nyata. Fakta bahwa diagnosis hanya dilakukan di satu tempat memperlambat pendeteksian kasus baru,” kata Nkengurutse. Dia juga menambahkan bahwa diperlukan dana sekitar $14 juta untuk meningkatkan respons terhadap penyakit ini, termasuk mempercepat pengujian dan pendeteksian kasus.

    Source link

    Berita Terbaru

    Related articles