Home Politik 12 Karya Siswa SMK Tata Busana yang Akan Diperlihatkan di Depan Panggung...

12 Karya Siswa SMK Tata Busana yang Akan Diperlihatkan di Depan Panggung Paris 2024

Sebanyak 12 karya dari siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Jurusan Tata Busana di Indonesia, siap dipamerkan di ajang Front Row Paris 2024.

“Paris, sebagai pusat mode dunia, adalah tempat yang tepat bagi siswa-siswi SMK untuk menampilkan karya mereka,” kata pelaksana tugas Kepala BBPPMPV Bispar Kemendikbudristek Nahdiana, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu, (25/8/2024). 

Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bisnis dan Pariwisata (BBPPMPV Bispar) bekerja sama dengan Ditjen Pendidikan Vokasi, serta Indonesian Fashion Chamber (IFC), untuk membawa karya busana siswa SMK dalam ajang bergengsi Front Row Paris 2024. Ajang tersebut akan digelar di Salle Wagram Paris dan menampilkan 17 desainer, di mana 15 di antaranya berasal dari Indonesia dan dua lainnya dari Prancis.

“Momen ini penting untuk memperkenalkan keberagaman kain wastra Indonesia kepada dunia. Karya-karya ini tidak kalah dengan desainer profesional lainnya dan ditawarkan dengan harga yang terjangkau,” katanya.

Karya yang siap dipamerkan berasal dari SMKN 8 Makassar, SMKN 6 Padang, dan SMKN 1 Kendal setelah melalui proses seleksi yang ketat. Pemilihan dilakukan berdasarkan kurasi dari guru-guru yang telah mengikuti program upskilling dan reskilling di BBPPMPV Bispar, terutama dalam bidang desain busana. IFC juga memberikan rekomendasi terhadap karya-karya yang layak dipamerkan di Paris.

Kabag TU BBPPMPV Bispar Nana Halim mengapresiasi karya dari siswa SMK tersebut. Vokasi hidup dalam dunia tren yang lahir dari industri sebagai hasil inovasi menjawab permintaan pasar. Oleh karena itu, BBPPMPV Bispar terus menyandingkan SMK dengan industri melalui program upskilling, reskilling, dan program lainnya.

Salah satu siswa yang berpartisipasi, Alifah Nailah Salsabila dari SMKN 8 Makassar, merasa bangga bisa membawa karyanya ke Paris. Dalam koleksinya, Alifah menggunakan tenun Sengkang, kain tradisional khas Bugis. Meskipun melalui beberapa revisi desain, ia senang bisa terlibat dalam ajang internasional tersebut.

Proses desain dilakukan sendiri dengan bimbingan dari desainer dan guru. Mereka melakukan beberapa kali kurasi dan perbaikan sebelum akhirnya siap dipamerkan di Paris.

Source link

Exit mobile version