Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Prof. Arif Satria menyarankan agar sistem politik Indonesia dievaluasi secara menyeluruh demi mencapai cita-cita pembangunan peradaban bangsa.
Menurutnya, pelaksanaan demokrasi di Indonesia semakin mahal dan cenderung tidak inklusif. Hal ini menyebabkan praktik politik menjadi kurang inklusif, dengan sistem politik yang lebih menguntungkan bagi orang-orang kaya. Pendekatan transaksional dalam politik juga semakin menjauh dari hal-hal yang berkaitan dengan politik yang seharusnya.
Arif juga khawatir bahwa budaya politik yang materialistis dan mendukung politisi dengan modal finansial besar akan semakin menguat. Hal ini tentu bertentangan dengan tujuan politik seharusnya, yaitu membangun peradaban bangsa dan bukan sekadar perebutan kekuasaan.
Menurut Arif, sistem politik seperti ini tidak sesuai dengan cita-cita membangun peradaban yang seharusnya politik digunakan sebagai alat untuk membangun peradaban, bukan sekadar untuk perebutan kekuasaan tanpa gagasan.