Memantau tinggi badan anak merupakan hal penting yang dapat dilakukan oleh orangtua dan guru di sekolah dasar. Prof. Rini Sekartini, Ketua Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (Pengmas FKUI), menyatakan pentingnya kesadaran guru di sekolah dalam pemantauan pertumbuhan anak, khususnya tinggi badan, untuk mendeteksi dan mengintervensi masalah psikososial lebih dini. Anak dengan perawakan pendek perlu memiliki kualitas hidup yang baik agar dapat beraktivitas, kreatif, dan tanpa masalah emosional atau sosial.
Short stature atau perawakan pendek merupakan isu global yang signifikan. Menurut Riskesdas Indonesia tahun 2021, 24,4 persen anak Indonesia mengalami perawakan pendek, yang berarti tinggi badan di bawah persentil 3 kurva pertumbuhan sesuai usia dan jenis kelamin. Anak dengan perawakan pendek menghadapi tantangan seperti kesulitan berkendara dan kurangnya peluang kerja. Stigma “taller is better” dapat memengaruhi perkembangan psikososial anak perawakan pendek. Diagnosis short stature menjadi langkah awal untuk mengetahui penyebabnya apakah patologis atau fisiologis.
Video di atas merupakan informasi tentang pemilihan permainan yang tepat untuk merangsang tumbuh kembang anak.