Sabtu, 20 April 2024 – 20:39 WIB
Jakarta – Polres Metro Jakarta Barat mengungkap kasus pelecehan terhadap anak berusia lima tahun di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat. Kapolsek Cengkareng Kompol Hasoloan Situmorang mengatakan Korban diduga dicabuli saudaranya, pria berinisial E dengan modus iming-iming main ponsel.
Baca Juga :
Banjir Bandang Terjang Pemandian Teroh-teroh Langkat, 1 Tewas dan 6 Luka-luka
“Sudah ditangani oleh bagian PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) Polres Metro Jakarta Barat. Laporannya masuk PPA Polres,” ujar Hasoloan Situmorang, dalam keterangannya, Sabtu 20 April 2024.
Baca Juga :
Usut Penyebab Kebakaran Toko Frame di Mampang, Polisi Bakal Gelar Olah TKP Pekan Depan
Sementara itu, Kepala Unit (Kanit) PPA Polres Metro Jakarta Barat AKP Reliana mengatakan kasus pelecehan tersebut kini tengah dalam penanganan petugas kepolisian “Iya, sedang kami tangani,” ujar Reliana.
Hingga kini kepolisian belum memberikan keterangan lebih lanjut mengenai kapan waktu persis kejadian pelecehan itu. Belum diketahui juga langkah yang sedang diterapkan kepada korban maupun pelaku.
Baca Juga :
Balap Liar Maut di Bekasi, Pemotor Cewek Tewas Tertabrak
Menurut Reliana, kasus pelecehan itu terbongkar usai korban mengeluhkan sakit pada bagian duburnya saat akan buang air besar (BAB). Bibi korban, Nurhayati, menjelaskan korban menangis kesakitan saat hendak BAB.
“Katanya pas BAB itu anak berdarah. Kenapa berdarah? Namanya anak nggak tau ya nangis doang. Itu tahunya dari ibu (neneknya) katanya diituin (dilecehkan),” ujarnya.
Nurhayati menjelaskan sebelum kejadian tersebut diketahui, korban sering bermain ke rumah E dan bahkan korban sering kali dijemput untuk bermain ke rumahnya yang tidak jauh dari rumah korban.
“Kalau bilang dekat, ya, dekat, karena si korban ini tiap hari diberi HP, jadi betah di rumah neneknya. Dipancingnya pakai HP, namanya anak kecil,” ujarnya.
Nurhayati menjelaskan, pelaku yang saat ini telah diamankan pihak kepolisian, mengaku telah mencabuli korban sejak sebelum tahun baru kemarin.
“Akhirnya bapak sama emaknya, laki bini nangis. Kata saya jangan ditangisin, sono ke rumah pelaku ngapain ditangisin,” ujarnya.
Halaman Selanjutnya
Nurhayati menjelaskan sebelum kejadian tersebut diketahui, korban sering bermain ke rumah E dan bahkan korban sering kali dijemput untuk bermain ke rumahnya yang tidak jauh dari rumah korban.