Jakarta – Tanda-tanda kelelahan atau fatigue sering terjadi tanpa disadari saat mengemudi mobil. Oleh karena itu, penting bagi pengemudi untuk mengetahui gejala dan solusinya agar terhindar dari bahaya, terutama saat sedang melakukan perjalanan arus balik Lebaran.
Mengemudi mobil untuk perjalanan jauh memerlukan kondisi tubuh yang fit dan tidak mudah lelah. Hal ini sangat penting untuk menjaga keamanan dan kenyamanan selama perjalanan.
Terkadang pengemudi memaksa diri untuk tetap mengemudi meskipun kondisi tubuh kurang prima. Mengemudi mobil bukanlah tugas yang mudah karena membutuhkan konsentrasi tinggi. Jika tidak fokus, dapat menyebabkan kecelakaan.
Ada juga yang merasa segar saat awal mengemudi, tapi secara tiba-tiba dan tanpa disadari konsentrasi mulai menurun di tengah perjalanan, menandakan kelelahan.
Bila mengalami hal tersebut, sebaiknya jangan melanjutkan perjalanan karena sangat berbahaya.
Menurut Jusri Pulubuhu, pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), mengemudi dalam kondisi kelelahan parah sangat berbahaya. Pengemudi harus mudah mengidentifikasi tanda-tanda kelelahan saat mengemudi.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan kelelahan saat mengemudi. Penting untuk mengenali gejalanya agar dapat diantisipasi. Beberapa gejala kelelahan saat mengemudi antara lain pikiran melayang, kedipan mata melambat, dan sering menguap.
Bila gejala kelelahan mulai muncul, pengemudi dapat menstimulasi otak dengan merangsangnya agar tetap aktif. Percikan air ke wajah juga dapat memberikan kebugaran sementara, tetapi tidak efektif untuk kelelahan yang parah.
Selain itu, istirahat setelah mengemudi maksimal 4 jam atau dalam durasi 8 jam sehari juga penting untuk menghindari kelelahan saat mengemudi.
Jadi, penting bagi pengemudi untuk mengenali gejala kelelahan saat mengemudi dan mengetahui solusinya agar tetap aman dan nyaman selama perjalanan.
