Berkendara di jalur contraflow membutuhkan kewaspadaan yang tinggi. Karena sedikit kelengahan bisa menyebabkan keluar dari lajur dan masuk ke jalur lawan, yang dapat menyebabkan kecelakaan. Contraflow adalah bagian dari rekayasa lalu lintas di jalan tol yang diterapkan oleh kepolisian lalu lintas untuk mengurai kemacetan selama musim mudik dan balik Lebaran.
Meskipun tujuannya adalah untuk memperlancar arus kendaraan, namun di sisi lain contraflow sangat berisiko untuk kecelakaan dari arah berlawanan seperti yang terjadi baru-baru ini di KM 58 jalan tol Jakarta-Cikampek. Jusri Pulubuhu, pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), menjelaskan bahwa contraflow merupakan rekayasa lalu lintas yang paling berisiko, sehingga pemilihannya harus hati-hati. Rekayasa contraflow hanya diterapkan di kilometer 36 sampai 72 dan sebaliknya. Namun, waktu penerapan bisa berubah tergantung pada volume kendaraan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat berkendara di jalur contraflow adalah meningkatkan kewaspadaan dan kedisiplinan. Pengendara harus siap secara mental dengan meningkatkan kewaspadaan dan kedisiplinan, karena berkendara di jalur tersebut membutuhkan perhatian ekstra. Pengemudi juga harus mengatur kecepatan kendaraan sesuai dengan kondisi jalan, menjaga jarak aman dengan kendaraan lain, dan menyalakan lampu sein atau lampu utama saat berkendara.
Jadwal penerapan sistem contraflow, sistem satu arah, dan ganjil genap selama arus mudik dan balik Lebaran telah ditentukan dalam Surat Keputusan Bersama. Sistem tersebut akan berlangsung mulai dari tanggal tertentu sampai dengan tanggal tertentu sesuai dengan arus mudik dan balik. Hal ini bertujuan untuk mengatur lalu lintas dan memperlancar perjalanan mudik dan balik para pemudik. Semoga perjalanan Anda lancar dan aman tanpa hambatan.