Meskipun demikian, Apple menentang gugatan tersebut dan membantah klaim tersebut. Apple menyatakan bahwa pelanggannya setia terhadap layanannya karena fitur-fitur yang disediakan oleh Apple dianggap bermanfaat. Selain itu, menurut Apple, berdasarkan hukum AS, perusahaan memiliki kebebasan untuk memilih mitra bisnisnya. Mereka menekankan masalah privasi dan keamanan untuk mendukung kebijakannya.
Perusahaan tersebut menyatakan bahwa mereka akan mengajukan permohonan kepada pengadilan untuk membatalkan gugatan tersebut. “Kami yakin bahwa gugatan ini tidak berdasarkan fakta dan hukum, dan kami akan membela diri dengan keras,” kata seorang perwakilan dari Apple. Ini merupakan gugatan hukum ketiga yang dihadapi oleh Apple dari pemerintah AS sejak tahun 2009, serta gugatan antimonopoli pertama yang diajukan terhadap perusahaan ini di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden.
Jika pemerintah menang dalam persidangan, hal ini dapat memaksa Apple untuk merombak kontrak dan praktik bisnis yang ada saat ini, bahkan bisa menyebabkan perpecahan internal di perusahaan. Sebagai dampak dari kasus ini, saham Apple turun lebih dari 4% karena investor mencermati implikasi dari pertarungan hukum tersebut.
