Home Politik Usai Menemani Jokowi, Menteri ATR/BPN AHY Langsung Bertemu dengan Wapres Ma’ruf

Usai Menemani Jokowi, Menteri ATR/BPN AHY Langsung Bertemu dengan Wapres Ma’ruf

Presiden Jokowi meresmikan Bendungan Lolak di Kabupaten Bolaang Mongondow, Provinsi Sulawesi Utara, Jumat (23/2/2024).

Jokowi didampingi sejumlah menteri, salah satunya Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang baru saja dilantik pada Rabu (21/2/2024) lalu.

Selain AHY, turut mendampingi Presiden Jokowi dalam peresmian tersebut adalah Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, dan Pj. Bupati Bolaang Mongondow Limi Mokodompit.

Dalam kesempatan itu, Jokowi dan AHY tampak menangkap ikan bersama. Momen akrab Jokowi dan AHY itu terekam melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Jokowi mengatakan peresmian Bendungan Lolak memakan anggaran mencapai Rp2,02 triliun. Kepala Negara berharap bendungan dapat bermanfaat bagi masyarakat di provinsi tersebut.

“Bendungan Lolak ini akan sangat bermanfaat bagi Provinsi Sulawesi Utara, baik untuk pengairan sawah. Tadi sudah saya sampaikan seluas 2.200 hektare bisa terairi,” ujar Jokowi di lokasi, seperti dikutip dari siaran YouTube Sekretariat Presiden.

Kapasitas daya tampung Bendungan Lolak sendiri mencapai 16 juta meter kubik. Jokowi meyakini angka tersebut merupakan jumlah yang sangat besar.

“Untuk air baku nanti penduduk di Bolaang Mongondow dan juga bisa ditarik juga ke Manado apabila ada kekurangan (air baku) di sana,” kata Presiden.

Jokowi berharap dengan hadirnya Bendungan Lolak maka produksi padi di pulau Bolaang Mongondow bisa meningkat.

“Sehingga jangan hanya berpikir untuk Sulawesi Utara. Di sini mungkin sudah surplus, tetapi bisa dibawa ke provinsi lain yang masih defisit produksi beras karena kita harus melihat secara makro Indonesia,” kata Jokowi.

Mantan gubernur DKI Jakarta ini bertekad, ke depan Indonesia harus bisa menambah jumlah bendungan seperti di negara-negara maju lainnya. Sebab, menurutnya, jumlah bendungan di Indonesia saat ini masih kurang.

“Sebagai perbandingan, Korea Selatan memiliki kurang lebih 20.000 (bendungan), RRT China memiliki 98.000 bendungan. Kita memiliki 292 bendungan saja. Sehingga, pemerintahan yang akan datang untuk proses pengelolaan air, energi, harus menjadi betul-betul konsentrasi, karena pangan dan energi akan menjadi rebutan semua negara,” Jokowi menandasi.

Source link

Exit mobile version