More

    BRIN Mengungkap Penyebab Terjadinya Puting Beliung di Rancaekek serta Kesulitan dalam Memprediksi Kejadiannya

    Kepala Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Albertus Sulaiman menjelaskan hal yang sama. Menurutnya, angin puting beliung merupakan fenomena yang menarik dan masih merupakan buku terbuka.
    Hal ini karena sifatnya yang unik, terjadi di ekuator, secara spasial tidak terlalu besar dan berlangsung dalam tempo yang cukup cepat, sehingga sulit untuk diobservasi.
    Menurutnya, saat ini angin puting beliung terjadi dalam intensitas (kekuatan) yang semakin besar dimana mulai mengancam masyarakat.

    “Mekanisme penguatan ini masih misteri, di mana masalah ini juga terjadi pada gelombang ekstrim di laut. Penelitian yang intensif menunjukkan bahwa salah satu sumber utama terjadinya gelombang ekstrem adalah interaksi antar gelombang (gangguan yang menjalar) yang memenuhi ketidakstabilan Benjamin-Feir,” ujar Sulaiman.
    Untuk itu, masih diperlukan pemahaman tentang mekanisme pembentukan dan dinamika angin puting beliung. Observasi pun dinilai menjadi hal yang penting.
    Ia menyarankan BMKG memasang instrumen automatic weather station dan radar dengan resolusi spasial dan temporal yang lebih tinggi di area yang sering terjadi puting beliung.
    Pasalnya saat ini observasi puting beliung hanya muncul dari foto dan video kiriman dari saksi.
    Sekadar informasi, Pusat Riset Articial Intelligence BRIN juga telah mengembangkan algoritma pengenalan pola dari foto dan video.
    Penggabungan hasil pengenalan dan pola model ini bisa digunakan untuk lebih memahami mekanisme deterministik yang dapat digunakan untuk mengetahui dinamika angin puting beliung dengan baik.

    Source link

    Berita Terbaru

    Related articles