MADRID – Para penggemar ajang balap Formula One (F1) pasti mengetahui bahwa hubungan Fernando Alonso dengan Lewis Hamilton tidak baik semenjak cekcok saat satu tim di McLaren pada 2007 silam. Banyak yang tidak tahu pasti apa yang membuat keretakan di antara kedua pembalap hebat tersebut, dan akhirnya Alonso kini memberanikan diri mengungkapkan apa yang terjadi antara dirinya dengan Hamilton.
Alonso dan Hamilton saat ini merupakan dua pembalap paling senior di F1 dengan usia mereka yang menginjak 42 dan 39 tahun. Meski sekarang sudah tidak akrab lagi, pembalap Aston Martin dan Mercedes itu dulu pernah menjadi rekan di McLaren pada 2007 silam.
Kala itu, Alonso baru pindah dari Renault setelah menyabet dua gelar juara dunia secara berturut-turut. Sedangkan Hamilton baru menjalani musim debutnya di balapan jet darat paling bergengsi di dunia itu.
Kendati berbeda dari segi pengalaman, keduanya bersaing sengit di atas lintasan dan juga di klasemen. Bahkan, saking panasnya, mereka kerap terlibat perseteruan yang berujung pada aksi manuver berbahaya dalam balapan.
Puncaknya, di akhir musim, Alonso, yang merasa McLaren tidak mendukungnya, dilaporkan mengancam akan memberi tahu FIA bahwa timnya memiliki IP rahasia Ferrari. Kepala Tim McLaren saat itu, Ron Dennis, pun menelon Presiden FIA, Max Mosley, sendiri untuk menyelesaikan masalah itu.
Setelah 17 tahun berlalu, kini Alonso menceritakan sedikit gambaran tentang persaingannya dengan Hamilton yang memicu drama tersebut. Hal itu diungkapkannya dalam film dokumenter baru DAZN yang berjudul Fernando. Revealed.
“Sekarang ada jenis persaingan lain (dengan Hamilton), saya rasa kita tidak akan menjadi teman di masa depan atau mungkin bisa. Tapi, saya pikir kita tidak berbagi banyak hal,” kata Alonso dilansir dari Planet F1, Selasa (6/2/2024).
“Tetapi memang benar bahwa pada tahun 2007 persaingan meningkat ke tingkat yang lebih tinggi,” tambahnya.
Lebih lanjut, Alonso menjelaskan bagaimana perselisihan itu dimulai. Pada awalnya, terjadi banyak ketidaksepahaman di antara timnya dan juga tim Hamilton hingga mereka fokus mengembangkan tim masing-masing karena McLaren sendiri tak memikirkan pengembangan mobil yang berdampak positif bagi mereka berdua.
“Kami berada di tim yang sama, garasi yang sama, kami bepergian bersama berkali-kali, kami berada di pertemuan dan kami mulai menyadari bahwa ada perselisihan, ada ketegangan, kami bermain untuk Kejuaraan Dunia (F1) dan kami bermain masing-masing dalam balapan pada hari Minggu,” sambung pembalap asal Spanyol itu.
“Anda tiba di rapat tim dan Anda melihat telemetrinya, kamera ‘di dalam’ mobilnya, dan, misalnya, mobilnya melaju sedikit ke depan dan ketika dia berbicara dalam rapat dia mengeluh tentang bagian belakang, banyak hal seperti itu,” tambahnya.
“Sehingga tim tidak mengambil arah atau mengambil filosofi untuk mengembangkan mobil yang bermanfaat bagi kami berdua, melainkan masing-masing sudah mencari urusannya masing-masing, untuk mendapatkan keunggulan ekstra itu, karena kami sangat berimbang,” lanjut Alonso.
Yang jelas, menurut Alonso, semua itu terjadi karena dirinya dan Hamilton saat itu masih muda dan belum cukup dewasa untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Alhasil, mereka tidak pernah akur di McLaren.
Pada F1 2007 sendiri, McLaren pada akhirnya gagal meraih gelar konstruktor. Hamilton dan Alonso masing-masing finis di peringkat kedua dan ketiga setelah dikalahkan oleh Kimi Raikonen yang kala itu mengendarai Ferrari.
Selepas itu, Alonso kembali ke Renault di musim 2008 di mana dia bertahan selama dua tahun. Kemudian, dia melanjutkan petualangannya bersama Ferrari pada 2010 silam.