Kunci keberhasilan suatu bangsa dapat dilihat dari kepemimpinannya. Saat saya masih di tentara, saya belajar bahwa “there are no bad soldiers, only bad commanders.” Tidak ada prajurit yang buruk, hanya ada komandan yang buruk. Saya juga belajar bahwa “Seribu kambing dipimpin oleh seekor harimau akan mengaum semua. Tetapi seribu harimau dipimpin kambing akan embeeeek semua.”
Salah satu contoh kepemimpinan yang cerdas pada masa penjajahan Nusantara adalah Teuku Umar. Ia lahir di Meulaboh, Aceh Barat pada tahun 1854. Teuku Umar dikenal sebagai anak cerdas, pemberani, keras, dan pantang menyerah. Pada usia 19 tahun, ia sudah memegang senjata dan bertempur melawan Belanda. Ketika usianya 29 tahun, ia bahkan pura-pura menjadi antek Belanda dan masuk dinas militer.
Teuku Umar berhasil memenangkan hati Belanda sehingga diberikan tanggung jawab yang lebih besar. Namun, ia ternyata berkhianat kepada Belanda dan kembali memihak rakyat Aceh dalam memerangi penjajah. Perlawanan Teuku Umar terhadap Belanda terus berlanjut, dan ia bahkan berhasil menipu Belanda dengan “perang pura-pura” untuk kemudian kembali melawan mereka.
Namun, perang yang berkepanjangan akhirnya membuat Teuku Umar terdesak. Ia gugur dalam pertempuran melawan Belanda di pinggiran Kota Meulaboh. Meskipun begitu, perjuangan dan kepemimpinan Teuku Umar tetap diingat sebagai salah satu contoh kepahlawanan nasional yang menginspirasi.
Sumber: https://prabowosubianto.com/pejuang-nasional-teuku-umar/