Lahir pada tahun 1848 dari keluarga bangsawan, Togo Heihachiro kecil belajar menjadi seorang samurai seperti ayahnya. Pada tahun 1862, terjadi Insiden Namamugi yang membuat Togo memulai karirnya di dunia maritim. Pada usia 15 tahun, Togo berusaha membela kampung halamannya dengan membuat meriam ketika pedagang Inggris dibunuh. Pada usia 17 tahun, Togo menjadi orang pertama yang mendaftar di angkatan laut Jepang yang baru dibentuk. Setelah memenangkan konflik saudara, Togo dikirim ke Inggris untuk mengikuti kursus Perwira Angkatan Laut.
Togo kemudian kembali ke Jepang pada tahun 1878 dan ditugaskan di kapal Inggris yang baru dibangun untuk Angkatan Laut Jepang. Pada tahun 1894, pada awal Perang Tiongkok-Jepang yang pertama, Togo berhasil menenggelamkan kapal Tiongkok dan berhasil mendapatkan pangkat Laksamana pada akhir konflik setahun kemudian. Pada tahun 1903, Togo diangkat sebagai Panglima Tertinggi AL Jepang dan menjadi pimpinan Perang Rusia-Jepang.
Meskipun kekuatan AL Jepang kalah dengan AL Russia, Togo berhasil menang dengan menerapkan strategi perang berkelanjutan sementara lawannya terperosok dalam taktik perang konvensional. Pada akhir pertempuran Tsushima tahun 1905, Togo menjadi pemenang perang Rusia-Jepang yang tak terbantahkan.
Togo meninggal pada tahun 1934 di usia 86 tahun. Sejumlah negara mengirim kapal-kapal angkatan laut untuk menghormatinya di Teluk Tokyo. Salah satu pengagum terbesarnya adalah Chester Nimitz, komandan pasukan angkatan laut AS di Pasifik selama Perang Dunia Kedua. Togo Heihachiro mampu menjadikan Jepang menjadi negara Asia pertama yang secara militer mengalahkan kekuatan besar Eropa.
Referensi: https://prabowosubianto.com/laksamana-marquis-togo-heihachiro/