Pada akhir Juli 2023, Indonesia secara resmi meluncurkan Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertamax Green 95 yang dicampur dengan Bahan Bakar Nabati (BBN) bioetanol berbasis tetesan tebu (molase). BBM ini dijual oleh PT Pertamina Patra Niaga, Subholding Commercial & Trading Pertamina sebagai campuran BBM jenis Pertamax (RON 92) dengan bioetanol sebesar 5% (E5), menghasilkan BBM dengan nilai oktan (RON) setara 95. Peluncuran ini menjadi langkah awal Pertamina dalam menjual BBM yang lebih ramah lingkungan.
Setelah peluncuran, Pertamina secara resmi menjual Pertamax Green 95 secara komersial di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jakarta dan Surabaya. Produksi bioetanol dari tebu ini dilakukan sesuai dengan upaya pemerintah untuk mencapai swasembada gula dan penyediaan Bioetanol sebagai Bahan Bakar Nabati (BBN) Biofuel.
Pertamina Patra Niaga telah bekerja sama dengan PT Perkebunan Nusantara III (PTPN) bersama dengan PT Energi Agro Utama (Enero), anak usaha dari PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) untuk pasokan bioetanol. Produksi bioetanol yang tersedia saat ini mencapai 30 ribu kilo liter (kl) per tahun. Rencana penambahan campuran bioetanol menjadi 10% pada tahun 2026 mendatang juga telah disebutkan.
Harga BBM Pertamax Green 95 dibanderol Rp 13.500 per liter saat peluncurannya, namun saat ini harga tersebut telah dinaikkan menjadi Rp 14.900 per liter. Harga tersebut merupakan harga keekonomian alias non-subsidi dan mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
BBM Pertamax Green 95 diharapkan dapat menjadi pilihan yang lebih ramah lingkungan bagi masyarakat, dan Pertamina akan terus bekerja sama dengan PTPN dan perusahaan swasta lainnya untuk mengembangkan bioetanol dalam negeri.