Home Berita Barang-Barang Mahal, Uang Seratus Ribu Rupiah Tidak Cukup

Barang-Barang Mahal, Uang Seratus Ribu Rupiah Tidak Cukup

Harga-harga kebutuhan sehari-hari terus mengalami kenaikan. Banyak orang merasa bahwa uang Rp 100 ribu yang dulunya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari kini tidak lagi mencukupi.

Seorang pegawai swasta bernama Abdi merasakan dampak inflasi ini. Dia sebelumnya hanya menganggarkan pengeluaran harian maksimal sebesar Rp 100 ribu. Namun sekarang hal itu tidak bisa dilakukan lagi.

Menurut Abdi, pengeluarannya tidak bertambah, tetapi kenaikan harga membuatnya harus mengeluarkan lebih banyak. Contohnya, harga rokok yang sebelumnya Rp 20 ribu, sekarang menjadi Rp 24 ribu. Begitu juga dengan soto mie yang naik dari Rp 13 ribu menjadi Rp 16 ribu, dan keperluan rumah tangga bulanan yang sebelumnya Rp 250 ribu sekarang menjadi Rp 300 ribu.

Kenaikan harga juga membuat Abdi harus mengurangi tabungannya setiap bulan. Hal ini membuatnya merasa terbebani. Dia juga mulai mempertimbangkan untuk melakukan substitusi barang dengan merek yang lebih murah.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa inflasi bulanan pada November 2023 mencapai 0,38% dan 2,86% secara tahunan. Kelompok pengeluaran penyebab inflasi terbesar pada bulan tersebut adalah makanan, minuman, dan tembakau.

Mandiri Spending Index juga mencatat indeks belanja melonjak ke 269,2 pada awal November, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan awal tahun ini yang hanya di kisaran 200. Indeks tabungan kelompok rendah juga turun drastis sejak April 2023.

Data Mandiri Spending Index juga menunjukkan bahwa kelompok bawah menghabiskan 62% konsumsinya untuk consumer goods pada November. Hal ini menunjukkan kenaikan drastis dalam konsumsi barang-barang kebutuhan sehari-hari.

Fikri, seorang petugas satuan pengamanan, juga mengaku kesulitan membatasi pengeluarannya hanya sebesar Rp 100 ribu per hari. Dia mengatakan bahwa rata-rata pengeluarannya sekarang mencapai Rp 150 ribu, dan kenaikan harga kebutuhan sehari-hari membuatnya harus mengeluarkan lebih banyak. Salah satu alasan utamanya adalah karena tempat kerjanya jauh dari rumah sehingga membutuhkan ongkos bensin yang tinggi.

Dengan kondisi seperti ini, banyak orang merasakan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari akibat kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok.

Exit mobile version