Home Berita Erick Thohir Mendorong Perjanjian Kooperasi RI-Brasil-Kongo untuk Mengatasi Deforestasi

Erick Thohir Mendorong Perjanjian Kooperasi RI-Brasil-Kongo untuk Mengatasi Deforestasi

Dubai, CNBC Indonesia – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Ad Interim Erick Thohir menghadiri Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2023 (COP28) di Expo City, Dubai, UEA, Kamis (30/11/2023). Dalam sesi talkshow di Paviliun Indonesia, Erick menjadi pembicara bersama Menteri Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim Brasil Marina Silva, Menteri Lingkungan Hidup dan Sustainable Development Eve Bazaira, dan Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong.

Dalam sambutannya, Erick menekankan Indonesia bersama Brasil dan Kongo berkomitmen menjaga keberlanjutan dalam menghadapi perubahan iklim global.

“Hari ini menandakan langkah maju dalam menjalin hubungan baik antara Indonesia, Brasil, dan Kongo. Negara dengan pohon tropis terbanyak di dunia, yang juga merupakan sesuatu yang sangat penting bagi dunia saat ini,” ujarnya.

Erick menyampaikan hutan tropis merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk membantu terwujudnya keberlanjutan dalam isu pemanasan global saat ini. Hutan menyediakan ekosistem penting, daerah tangkapan air, dan jasa lingkungan.

Pada saat yang sama, menurut Erick, pemerintah menghadapi permasalahan hutan, termasuk perubahan iklim, pembalakan liar, kebakaran dunia, dan penggundulan hutan.

Dia menjelaskan, Indonesia menempatkan pengelolaan hutan lestari sebagai salah satu fokus pembangunan. Komitmen tersebut ditunjukkan dengan menekan kebakaran hutan dan lahan yang berkurang signifikan sebesar 82 persen.

“Dari 1,6 juta hektare pada 2019 menjadi 2.960 ribu hektare pada 2020. Deforestasi berkurang 75 persen. Ini angka terendah sejak 1990,” ujar Erick.

Erick menyebut hutan telah memberikan manfaat bagi 1,2 juta orang dengan sebaran hutan mencapai 6,3 juta hektare. Indonesia, menurut dia, telah menanam lebih dari 270 juta mangrove di seluruh di Indonesia.

Erick mengatakan hal tersebut menjadi bukti konkret Indonesia berkontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan global.

Dalam kesempatan itu, Erick menilai Indonesia memerlukan kolaborasi internasional dengan Brasil dan Kongo. Seperti diketahui, saat G20 di Bali, Indonesia, Brasil, dan Kongo menandatangani pernyataan bersama untuk bekerja sama di bidang kehutanan.

“Kami optimistis negara lain akan mengikuti jejak ini karena Indonesia telah melakukan kerja sama bilateral dengan negara-negara lain untuk melestarikan mangrove,” kata Erick.

Erick meyakini kekuatan hutan tropis untuk kemitraan iklim ini akan menjadi kerja sama yang saling menguntungkan di antara setiap anggota, negara, dan mitra lainnya. Hal ini akan bermanfaat bagi masyarakat di seluruh dunia.

Exit mobile version